Sabtu, 05 Maret 2016

SonsJAVA: TETRALOGI CINTA CAMELIA (EBIET. G. ADE)

Re-blog from: SonsJAVA: TETRALOGI CINTA CAMELIA (EBIET. G. ADE) Malam sebelum menulis posting ini, sengaja aku membuat pla... thumbnail 1 summary




Re-blog from:

Malam sebelum menulis posting ini, sengaja aku membuat playlist lagu di winamp komputerku, untuk lagu dekade 80 an…. Kembali sebuah kepekaan teruji oleh beberapa lagu yang secara tak sengaja saya dengarkan ketika beres beres kamar keesokan paginya… 4 buah lagu dari mas ebith G Ade yang secara tersusun rapi untuk lagu Camelia 1- 4….tak sadar saya terdiam, mencoba mencermati dari lagu camellia 1 sampai camelia 4. Mungkinkah itu merupakan tetralogi dari sebuah cerita cinta yang menguras airmata dan beruntutan untuk alurnya:

CAMELIA 1 : MENGAGUMI
CAMELIA 2 : MENCINTAI
CAMELIA 3 : MENDEKATI
CAMELIA 4 : MELEPASNYA

Lagu Camellia 1:
Dalam syairnya merupakan pengungkapkan perasaan cinta laki laki yang mendalam untuk seorang gadis yang mas ebith sebut sebagai “camelia”, jutaan kata puitis dihujamkan dalam syair lagu tersebut, seolah “camelia” ini merupakan seorang bidadari cantik yang sempurna. Hingga keindahannya mempesonakan dan mas ebith tuangkan dalam sebuah kata yang sarat makna “sayap-sayapmu kecil lincah berkeping seperti burung camar”.

Dia Camelia engkaukah gadis itu yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi di setiap tidurku datang untuk hati yang kering dan sepi

Beginilah petikan yang tertulis dalam lagunya camellia 1, betapa agung cinta yang dilukiskan. Mungkinkah dapat ditafsirkan bahwa dilagu Camellia 1 ini, pertama dia mengenal seorang gadis tersebut, sampai dia melukiskan, dan merindukannya. Tapi belum terjawab, apakah si gadis merespon kekaguman. Dalam camellia 1 hanya sebatas mengagumi, dan memendam cinta yang belum tersampaikan.

Hingga kemudian terjawab dalam Camelia 2:

Dicamelia 2 ini, mas ebith mencoba melukiskan tentang "cintanya" untuk berusaha mendapatkan perhatian si gadis. Sebuah prasasti cinta terlukis dalam baitnya “Inginku berlari Mengejar seribu bayangmu Camelia Tak peduli kan kuterjang Biar pun harusku tembus padang ilalang”. Betapa agung martabat cinta yang coba terlukiskan. Sebuah janji untuk mewujudkan impian bersanding dengan si gadis apapun yang menghadang akan dilaluinya. Sampai disini aku berdecak kagum. Dalam baitnya:

Tiba-tiba langkahku terhenti
Sejuta tangan telah menahanku
Ingin kumaki, mereka berkata
Tak perlu kau berlari
Mengejar mimpi yang tak pasti
Hari ini juga mimpi
Maka biarkan ia datang Di hatimu... di hatimu...

Coba kita urai. Di awal mas ebith mencoba melukiskan sejuta janji untuk memperjuangkan si gadis. Tapi apa mau dikata. Banyak disekitar yang tidak mengamini perjuangannya, hingga mereka mencoba memberikan sebuah nasehat “tak perlu kau berlari mengejar semua mimpi yg tak pasti” mungkin inilah yang membuat dalam lagu camellia 2 ini lebih penekanan pada memendam kembali sebuah cinta. Kenapa dipendam? Entahlah. Mungkin hanya impian saja untuk mendapatkan gadis tersebut. Sampai pada lagu ini, diceritakan kata cinta itu belum terucap...

Berlanjut lagu Camelia 3

Dilagu camellia 3 mas Ebith melukiskan bahwa si gadis tersebut telah berhasil mengenal dan mendekati si gadis. Akan tetapi cobaan datang, kesalahan telah menghancurkan sebuah impian yang hampir nyata, tampak pada bait:
Disini kau petikkan kembang
Kemudian engkau selipkan pada tali gitarku
Maafkan bila waktu itu kucabut dan kubuang
Kau pungut lagi dan kau bersihkan
Engkau berlari sambil menangis
Kau dekap erat kembang itu
Sekarang baru aku mengerti
Ternyata kembangmu kembang terakhir Yang terakhir

Satu bentuk “kesalahan” kecil yang dilakukan telah memupuskan mimpi itu. Kesalahan apakah? Yang jelas syair itu mempunyai makna yang sangat dalam, mungkin laki lakinya kurang begitu memperhatikan dan memanjakan si gadis. Sampai perpisahan pun terjadi. Dalam lagu Camellia 3 ini, mas Ebiet melukiskan kekecewaannya karena telah membuat kecewa si gadis dan harus berpisah yang menjadi kenyataannya, padahal semua belum termulai. Semua harus terakhiri...
 
Hingga penyesalan yang teramat sangatpun terlukiskan dalam Camellia 4. Sebuah retorika penyesalan yang mendalam. Belum sampai impian terwujud, raga telah terpisah, dan pusara menjadi saksi kekecewaan, penyesalan dan cinta yang abadi. Terlukis dalam bait:

Batu hitam diatas tanah merah
Disini akan kutumpahkan rindu
Kugenggam lalu kutaburkan kembang
Berlutut dan berdoa
Surgalah ditanganmu, Tuhanlah disisimu
Kematian hanyalah tidur panjang
Maka mimpi indahlah engkau Camellia

Belum sempat cinta terbina, belum sempat bahagia tercipta, dan belum sempat bisikan cinta. Harus merelakan pergi untuk selama lamanya. Pupus sudah harapan. Hanya sebuah penyesalan. Coba dilukiskan dengan kuat oleh mas ebith dalam bait syairnya. Di Camellia 4 ini merupakan akhir dari segala kisah cinta tetralogi Camellia.

Begitulah cerita cinta tetralogi camellia. Ternyata antara Camellia 1 – 4 adalah rentetan sebuah peristiwa cinta yang berakhir duka. Luar biasa imaginasi mas ebiet, luar biasa semiotika kata puitis dalam bait lagumu….
 
Thanks mas ebiet : tetralogi cinta “cameliamu” luar biasa bermakna.
Mendengar 4 lagu itu aku langsung menuliskan syairnya dan aku maknai sampai aku menyadari sebuah pesan yg menghujam di fikiran : cintailah orang yang mencintai kita sekarang dan selamanya…ketika raga terpisah, tak termaknai cinta itu…Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga raga terpisah, karena akhirnya kita terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenak kita itu sekarang selagi ada hayatnya.

tambah sayang sama yang disayangi sekarang ya…hehe2
SALAM,






 

Tidak ada komentar

Posting Komentar