Senin, 25 Januari 2016

Terdiam - Khalil Gibran

Ku terdiam dalam ruang sepi tak berteman Terlintas bayangmu bermain dalam pikiran Ku larut dalam hayalku tentang tak bertepiaan Mengap... thumbnail 1 summary

Ku terdiam dalam ruang sepi tak berteman
Terlintas bayangmu bermain dalam pikiran
Ku larut dalam hayalku tentang tak bertepiaan
Mengapa aku bisa menyayangimu
Walau ku tahu kau tak mempedulikanku 

Apakah ini hanya perasaanku sesaat
Atau karena pikiran ini telah penat
Rasa sayang ini telah ada
Pada saat yang tidak pernah kuminta
Tapi hati ini terus membara
Menanti cinta yang tak pernah ada
Wahai dewi cinta
Tepatkah kau menembakan panah asmara
Membuat hati terluka

Menunggu cinta tak kunjung tiba
Wahai kau yang disana
Sadarkah kau disini kumencinta
Dirimu terlalu kupuja
Bagaikan sebuah mahakarya

Rabu, 20 Januari 2016

Magic Hour

Dalam dunia fotografi atau sinematografi Magic Hour biasa disebutkan sebagai "Golden Hour" atau bisa juga sebagai masa matahari... thumbnail 1 summary
Dalam dunia fotografi atau sinematografi Magic Hour biasa disebutkan sebagai "Golden Hour" atau bisa juga sebagai masa matahari terbit dan matahari terbenam. Keindahaan transformasi alam dengan warna langit yang kemerah-merahan atau lebih halus saat matahari berada tepat ditengah.
Entah kenapa menurut saya, Magic Hour pasti akan membawa kita kembali ke masa-masa indah yang pernah kita lewati. Ya, kita. Saya dan kamu semua. Menikmati magic hour apalagi bersama orang terkasih pasti akan membuat kita merasa nyaman, merasa tenang.
Hari ini, saya menemukan sebuah lagu yang menggambarkan kenangan bersama magic hour. Lagu dari Rendi Matari, berjudul Magic Hour.


Lirik:
Di Tengah senja Terhampar,
 Ku genggam cinta yang luar biasa
Angin pun pasti mendengar,
 Janji kita untuk selalu bersama
Mengapa kini kau pergi
 Meninggalkan aku,
 Hancurlah aku
Separuh roh hatiku pergi 
Meninggalkan cinta ini,
 Ini terlalu perih
Ingatkah kita disini 
Berjanji menggenggam hati,
 Here time magic hours
Ragamu tak lagi ada,
 Tapi tidak dengan cerita kita 
Atas nama janji kita,
 Ku lanjutkan walau kita terpisah

Rabu, 13 Januari 2016

Proses Psikologis Penyampaian dan Penerimaan Dakwah di Masyarakat

BAB I (PENDAHULUAN) A. Latar Belakang Proses pelaksanaan (penyampaian dan penerimaan) dakwah tidak terlepas dari faktor bahasa se... thumbnail 1 summary
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Proses pelaksanaan (penyampaian dan penerimaan) dakwah tidak terlepas dari faktor bahasa sebagai salah satu alat komunikasi (penyampaian pesan dari Da’i kepada Mad’u). Dalam kenyataannya ketika seorang Da’i terjun ke bidang dakwah, Da’i akan bertemu dengan Mad’u dengan berbagai bahasa dan dialek yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain.
Kerena dalam proses dakwah Da’i akan berharap dengan Mad’u yang memiliki bahasa yang beragam, maka seharusnyalah seorang Da’i mengenal bahkan menguasai bahasa Mad’u tersebut agar komunikasi yang efektif dapat dicapai. Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai proses penyampaian da penerimaan dakwah di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Penyampaian Dakwah di Masyarakat?
2. Bagaimana Penerimaan Dakwah di Masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Dakwah
2. Mengetahui Proses Penyampaian Dakwah di Masyarakat
3. Mengetahui penerimaan dakwah di masyarakat






BAB II
(PEMBAHASAN)

A.    Proses Penyampaian Dakwah
Mengenai proses komunikasi (penyampaian dan penerimaan) pesan dakwah dapat dijelaskan melalui tahapan-tahapan, yaitu:
1. Penerimaan stimulus informasi
2. Pengolahan informasi
3. Penyimpanan informasi
4. Menghasilkan kembali suatu informasi
Pesan dakwah harus disampaikan dengan hikmah dan pelajaran. Dakwah dengan hikmah telah ditafsirkan oleh sebagian ahli tafsir sebagai perkataan yang tegas dan benar, yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil. Menurut Prof. Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori, kata hikmah ini tidak hanya terbatas pada definisi tersebut. Hikmah dapat pula diartikan sebagai penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan.
Dalam tinjauan psikologi dakwah, ada tiga faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan dakwah yaitu:
1. Pertama, yang menyampaiakan dakwah (communicator)
2. Kedua, teknik penyampaian dakwah (communocation)
3. Ketiga, siapa penerima pesan dakwah (audience/objek dakwah)
Menurut Mc Guiere, sebagaimana yang dikutip Ancok dan Nashori, proses perubahan sikap seseorang dari tidak tahu atau tidak menerima suatu pesan ke penerima suatu pesan berlangsung melalui tiga proses di atas. Dimana setiap muslim wajib berdakwah kapan dan dimana saja, namun berdakwah pun memerlukan menagemen dakwah apabila menghadapi suatu majelis atau jamaah besar.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum berdakwah adalah:
a.  Langkah pertama
1) Menentukan topik dakwah
2) Men-setting tujuan akhir suatu dakwah
3) Mengidentifikasi medan serta khalayak yang akan menerima pesan dakwah
4) Memilih waktu yang paling tepat untuk berdakwah
5) Mempersiapkan materi yang relevan dan konsisten
b.  Kedua, teknik penyajian dakwah yang efektif
1) Topik dan waktu yang tepat, berdasarkan permasalahan yang sedang terjadi di
daerah tersebut
2) Analisa khalayak, yaitu mengetahui siapakah pendengar kita (usia, tingkat pendidikan, dll) dan yang penting juga diperhatikan adalah apakah obyek dakwah sudah terkena fikrah atau belum
3) Memilih dan memilah meteri dakwah
4) Mempersiapkan alat peraga, merupakan bentuk-bentuk visual yang diperlihatkan kepada khalayak, karena melihat itu lebih efektif daripada mendengar
B.     Proses Penerimaan Dakwah
Proses bagaimana Mad’u menerima informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai Sistem Komunikasi Intra Personal. Proses ini meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir.
a. Sensasi
Tahap awal dari penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Dalam psikologi komunikasi dijelaskan bahwa sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsang).
Fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu melalui alat indra lah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Dalam kegiatan dakwah, ketika seorang Da’i tampil ke mimbar, maka stimuli yang ditangkap Mad’u pada awalnya adalah sosok tubuhnya (oleh indra mata) kemudian setelah berpidato, Mad’u menangkap stimuli suaranya (oleh indra pendengaran) dan seterusnya.
b. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Dalam penyampaian dakwah di masyarakat, tentunya ada beberapa hal yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk dapat menerima suatu dakwah tersebut antara lain:
a)        Prinsip Gerakan
Secara psikologis, benda kecil yang bergerak-gerak pasti lebih menarik perhatiannya dibanding benda-benda besar yang diam. Atas dasar prinsip ini, maka seorang orator atau mubalig sering kali menggerak-gerakkan tangannya atau sesekali kepalanya ketika sedang berpidato, karena dengan gerakan tangan itu perhatian pendengar tertuju padanya.

b)        Prinsip Kontras
Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. Suara keras di tengah keheningan, sorot lampu ditengah kegelapan, warna merah pada latar belakang putih pasti menarik perhatian. Oleh karena itu, pidato ditengah kerumunan orang banyak memerlukan pengeras suara, karena dalam hal ini suara mubalig menjadi kontras mengalahkan suara obrolan orang banyak.
c)    Prinsip Kebaruan
Segala sesuatu yang baru pasti menarik perhatian manusia, orang baru, barang baru, dan juga ide baru. Hal-hal yang baru menarik perhatian karena biasanya di dalamnya terkandung penilaian hebat, luar biasa, berbeda dari biasanya, dan sebagainya.
       Dalam hubungannya dengan dakwah, seorang Da’i harus dapat tampil dengan mengetengahkan hal yang baru, berbeda dan jika mungkin yang hebat untuk dapat menarik perhatian Mad’u. Kebaruan sesuatu tidak mesti bersifat keseluruhan, tapi bisa juga barang lama dalam kemasan baru, atau pendapat lama dengan ilustrasi yang baru.
c.  Memori
Salah satu kelebihan manusia adalah kemampuan menyimpan informasi yang sangat banyak dalam waktu yang lama dan dapat mengingat kembali. Jika komputer mampu menyimpan data yang untuk suatu saat dapat dipanggil kembali, maka kemampuan manusia menyimpan informasi (data) dan bagaimana mudahnya mengingat atau memanggil informasi itu sangat canggih dibanding komputer.
Jadi, apa yang ditangkap pancaindra (sensasi) kemudian diubah menjadi informasi (persepsi) selanjutnya disimpan di dalam memori (ingatan). Dengan demikian memori adalah suatu sistem yang sangat berstruktur yang menyababkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia.
d. Berpikir
Berpikir adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang, sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.
Berfikir merupakan proses keempat setelah sensasi, persepsi, dan memori yang mempengaruhi penafsiran terhadap suatu stimulasi. Dalam berfikir seseorang melibatkan sensasi, persepsi, dan memori sekaligus. Dalam kehidupan, berfikir diperlukan untuk memecahkan persoalan, untuk mengambil keputusan, dan untuk melahirkan sesuatu yang baru.
Proses pelaksanaan (penyampaian dan penerimaan) dakwah tidak terlepas dari faktor bahasa sebagai salah satu alat komunikasi (penyampaian pesan dari Da’i kepada Mad’u). Dalam kenyataannya ketika seorang Da’i terjun ke bidang dakwah, Da’i akan bertemu dengan Mad’u dengan berbagai bahasa dan dialek yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain.
Kerena dalam proses dakwah Da’i akan berharap dengan Mad’u yang memiliki bahasa yang beragam, maka seharusnyalah seorang Da’i mengenal bahkan menguasai bahasa Mad’u tersebut agar komunikasi yang efektif dapat dicapai. Tanpa mengenal bahasa Mad’u (sasaran dakwah), maka tugas Da’i sebagai penyampai ajaran Islam tidak akan dapat terlaksana dengn baik. Sejarah telah membuktikan bahwa Allah selalu mengangkat nabi dan rasul yang diperuntukkan untuk kaum dari kalangan kaum itu sendiri yang memiliki bahasa yang sama.



Proses penyampaian dan penerimaan dakwah itu di lihat dari sudut psikologi tidaklah sesederhana penyampaian pidato oleh Da’i dan di dengar oleh Mad’u, tetapi mempunyai makna yang luas, meliputi penyampaian energi dalam sistem syaraf, gelombang suara dan tanda-tanda. Ketika proses suatu dakwah berlangsung, terjadilah penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, baik dalam peristiwa penerimaan pesan dan pengolahan informasi,maupun pada proses saling mempengaruhi dari kedua belah pihak.






BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Ketika proses suatu dakwah berlangsung, terjadilah penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, baik dalam peristiwa penerimaan pesan dan pengolahan informasi, maupun pada proses saling mempengaruhi dari kedua belah pihak. Proses dakwah dapat di lihat sebagai kegiatan psikologis yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.      Pertama, diterimanya stimuli (rangsang) oleh organ-organ penginderaan.
2.      Kedua, rangsang yang diterima Mad’u berupa-rupa, warna, suara, aroma dan pesan dakwah yang disampaikan oleh Da’i. Kemudian diolah dalam benak Mad’u (hadirin).
3.      Ketiga untuk merespon tahapan ceramah atau seruan ajakan Da’i (misalnya tepuk tangan, berteriak, mengantuk atau kerena bosan kemudian meninggalkan ruangan).

B. Saran
Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang-kadang manusia berbuat yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, manusia perlu sekali tahu mengenai diri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam makalah ini, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar ke depannya bisa lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

 Ancok, Djamaludin dan Fuad Anshori. Psikologi Islam “ Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi”. 1994. Pustaka Belajar: Yogyakarta.
Munir, Jamaludin. Psikologi Dakwah. 2006. Kencana: Jakarta.
Mubarok, Achmad. Psikologi Dakwah. 1999. Pustaka Firdaus: Jakarta

Selasa, 12 Januari 2016

AOP - Bodohnya Diriku

  Kau pernah melukai aku kusadar itu Kau pernah meninggalkan aku dan kusadar semua itu Tak pernah kusangka dirimu tak bisa cintaiku   ... thumbnail 1 summary
https://i.ytimg.com/vi/H3sS_xoSW6M/hqdefault.jpg 


Kau pernah melukai aku kusadar itu
Kau pernah meninggalkan aku dan kusadar semua itu
Tak pernah kusangka dirimu tak bisa cintaiku 

Jika ku tetap mengharap dirimu mungkin itu mau mu

Bodohnya diriku slalu menunggumu
yang tak penah untuk bias mencintai aku 
Oh Tuhan tolonglah beri aku cara untuk dapat melupakan dia 
Dan cintanya

Senin, 11 Januari 2016

Surat Lamaran Pekerjaan

Salatiga, 12 Januari 2016 Kepada Bagian Personalia PT. Maju Mundur Cantik Di Salatiga Dengan hormat, Dari informa... thumbnail 1 summary





Salatiga, 12 Januari 2016
Kepada
Bagian Personalia
PT. Maju Mundur Cantik
Di Salatiga

Dengan hormat,
Dari informasi yang saya peroleh di media cetak blabla tertanggal 10 Januari 2016, bahwa PT. Maju Mundur Cantik sedang membutuhkan beberapa karyawan baru. Untuk itu saya mengajukan diri untuk mengisi posisi tersebut.
Mengenai diri saya adalah sebagai berikut:
Nama                                    :
TTL                                         :
Alamat                                  :
No. HP                                  :
Pendidikan Terakhir        :
Berikut saya lampirkan beberapa dokumen yang dibutuhkan:
1.       Daftar Riwayat Hidup
2.       Foto diri 3x4 2 lembar
3.       Fotokopi KTP
4.       Fotokopi KK
5.       Fotokopi Ijasah Terakhir
6.       Fotokopi AK-1 (kartu kuning)
Demikian surat lamaran ini saya buat dengan sebenarnya. Semoga dijadikan periksa. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Aisya    

Surat Permohonan Cuti Akademik

Hal : Permohonan Cuti Kuliah Kepada Yth Bapak  Dekan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Salatiga Assalamu’alaiku... thumbnail 1 summary







Hal : Permohonan Cuti Kuliah

Kepada Yth
Bapak  Dekan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Salatiga

Assalamu’alaikum  Wr. Wb.
Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: Aisya Zuhdiana
N I M: 117 14 010
Jurusan: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Semester: IV
Alamat: Salatiga
Telpon/HP: 0898 8999 9888
Bermaksud mengajukan permohonan Cuti Kuliah selama 2 (dua) Semester mulai tanggal 12 Januari 2016 s/d  tanggal 12 Januari 2017. Permohonan cuti kuliah ini saya sampaikan karena:
1. Alasan Pertama
2. Alasan Kedua
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan bukti pembayaran SPP terakhir dan fotokopi KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).
Demikian permohonan cuti kuliah ini saya sampaikan, atas perhatian dan dikabulkannya permohonan ini saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 12 Januari 2016
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Akademik



(...................................)

Hormat Saya,



Aisya Zuhdiana